Minggu, 06 November 2016

Napza

Pengertian Narkoba, Psikotropika, Zat adiktif, dampak dan bahaya bagi pecandu

Narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah bahan kimia baik sintetik ataupun organik yang merusak kerja saraf. Pengertian narkoba oleh kementerian kesehatan diartikan sebagai NAPZA. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Narkoba dapat menyebabkan ketagihan, terganggu pada bagian saraf dan atau mampu tidak sadarkan diri.
Jangan pernah gunakan narkoba 
Pengertian Narkotika secara umum adalah obat-obatan yang mampu membius. Dengan kata lain, narkotika adalah obat-obatan yang mampu menggangu sistem kerja saraf tubuh untuk tidak merasakan sakit atau rangsangan. Narkotika pada awalnya ada tiga yang terbuat dari bahan organik yaitu Candu (Papaper Somniferum), kokain (Erythroxyion coca) dan ganja (Cannabis sativa). Sekarang narkoba jenis narkotika adalah Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu, Codein, Methadone (MTD), LSD, PC, mescalin, barbiturat, demerol, petidin, dan lainnya.
Pengertian Narkoba: Apa Itu Narkoba  1
Narkoba (Narkotika) Daun Ganja, Ganja olah, dan lenting ganja
Pengertian Narkoba: Apa Itu Narkoba 2
Narkoba : Kokain
pus
Psikotropika adalah salah satu narkobaPengertian psikotropika adalah segala narkoba yang tidak mengandung narkotik atau narkoba yang tidak menyebabkan hilang rasa sakit akan tetapi memberikan efek ketagihan dan terganggunya saraf akan tetapi bukan pada bagian rasa sakit.Narkoba jenis ini mampu mengubah mental dan tingkah laku penggunanya. Contoh dari psikotropika adalah Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines, Demerol. Speed, Angel Dust, Sabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE), Sedatif-Hipnotik Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, Dum, Megadon, Nipam.
Akan tetapi, setelah munculnya UU No. 35 tahun 2009, narkoba jenis psikotropika hanya pada golongan III dan IV. Jenis psikotropika adalah Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Pengertian Narkoba: Apa Itu Narkoba 3
Narkoba jenis ekstasi
Selain narkotika dan psikotropika, ada juga zat adiktif. Akan tetapi, zat adiktif tidak memiliki regulasi yang kuat, bahkan sangat lemah karena tidak menyebabkan gangguan terhadap saraf akan tetapi menstimulasi pengguna tergantung zat adiktif yang dikonsumsi. Contoh zat adiktif adalah cafein yang mampu menstimulasi saraf untuk lebih aktif bekerja.
Pengertian Narkoba: Apa Itu Narkoba 3
Narkoba (Narkotika) jenis methadon
Pengertian Narkoba: Apa Itu Narkoba 4
Narkoba (Narkotika) jenis morfin
Pengertian Narkoba: Apa Itu Narkoba 5
Narkoba (narkotika) jenis sabu-sabu
Sekian penjelasan singkat tentang pengertian narkoba,
v>

Bahaya dan Dampak Narkoba

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang bahaya dan dampak dalam penyalahgunaan narkoba, mari kawan kita ketahui dulu apa jenis jenis efek yang ditimbulkan oleh narkoba tergantung jenis narkoba tersebut.
Yang pertama ialah Depresan. Pengertian depresan adalah substansi atau zat yang mampu menekan sistem kerja saraf pusat (SSP) dan berdampak pada kerja atau aktivitas fungsional pada tubuh yang akan menimbulkan efek tenang pada pemakai depresan serta mampu membuat pengguna tertidur bahkan tidak sadarkan diri. Apabila narkoba jenis depresan dikonsumsi dalam dosis yang berlebih (sublethal dose atau lethal dosis) maka akan menyebabkan kematian pada pengguna. Narkoba jenis depresan dapat anda temukan pada Opioda dan berbagai modifikasi dari morphin dan heroin. Narkoba yang marak dipasaran yang sering disalahgunakan oleh masyarakat adalah putaw. Depresan dalam ilmu medis digunakan untuk menghilangkan rasa sakit saat pengobatan atau pain-killer.
Narkoba juga memberikan dampak stimulan. Stimulan yang dimaksud adalah mampu merangsang fungsi tubuh pengguna serta menambah gairah dan kesadaran pengguna (self-conscius). Sesungguhnya, zat zat stimulan banyak tersebar diberbagai sumber, bahkan bukan pada narkoba, contohnya Caffein pada kopi yang menambah daya konsentrasi otak. Salah satu contoh narkoba dan narkotika yang memberikan  efek stimulan adalah kokain (Cocain), amphetamin, Shabu-shabu dan ekstasi. Tablet atau pil ekstasi merupakan jenis narkoba/narkotika yang paling sering digunakan oleh orang gila kerja di masyarakat untuk menambah kesadaran mereka, akan tetapi efek candu yang diberikan memberikan dampak yang merugikan pada tubuh manusia dan sistem sarafnya (Sebentar kita bahas dampaknya yah).
Jenis efek ketiga adalah Halusinogen. Pengertian halusinogen adalah subtansi atau zat yang memberikan efek perubahan daya persepsi pada pengguna yang menyebabkan kesadaran pengguna terganggu dan menyebakan halusinasi. Halusinasi sendiri adalah keadaan dimana merasakan sesuatu yang tidak sesuai dengan penangkapan alat indra yang ada seperti melihat hal hal yang tidak nyata atau secara eksistensi memang tidak ada, mendengar hal hal yang tidak ada dan lainnya. Jenis narkoba / narkotika yang mampu memberikan efek halusinogen mescaline yang dapat diekstrak dari jenis kaktus serta senyawa psilocybin yang diekstrak dari sejenis jamur. Narkoba dan narkotika yang sering digunakan dimasyarakat adalah LSD, marijuana serta ganja.
Setelah membahas tiga hal diatas, mari kita ke bagian inti yaitu bahaya dan dampak narkoba dan narkotika. Secara garis besar, ada tiga bahaya dan dampak narkoba yaitu dampak penyalagunaan narkoba terhadap fisik pemakai, dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis pemakai dan dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan sosial.

Dampak Penyalagunaan Narkoba Terhadap Fisik Pemakai

Gangguan pada Sistem Saraf 
Kejang-kejang, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi, halusinasi
Gangguan pada Sistem Kardiovaskulargangguan peredaran darah, infeksi akut otot jantung.
Gangguan Pada Kuliteksim, penanahan  (abses), alergi.
Gangguan pada Organ Dalamkesukaran bernafas, penekanan fungsi pernapasan, pengerasan jaringan paru-paru, pengecilan hati
Gangguan Pada Fisiologis TubuhMual-mual, sering sakit kepala, dan  muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, sulit tidur.
Gangguan Pada Sistem Reproduksi
Aktivititas kerja kelenjar endokrin khususnya pada kelenjar testis dan ovarium berkurang. Mengakibatkan berkurangnya produksi hormon reproduksi seperti estrogen, progestron dan testoteron dan terjadinya disfungsi seksual seperti impoten. Khusus pada pengguna narkoba atau narkotika wanita, dapat menyebabkan haid atau menstruasi tidak teratur.

Dampak Penyalagunaan Narkoba Terhadap Psikis/ Psikologi Pemakai

Ansietas dan depresi
Pengguna narkoba atau narkotika akan mengalami gejala ini yaitu ansietas dan depresi. Gejala yang ditimbulkan bermacam macam begitupun dengan intensitasnya tergantung kepribadian pengguna atau pecandu narkoba atau narkotika. Simpton terjadinya ansietas adalah gelisah, insomnia, dan terjadinya serangan panik, bahkan beberapa pengguna narkoba mengaku dan teramati mengalami gejala serangan panik, insomnia (susah tidur), merasa takut mati, merasa tercekik.
Keracunan terhadap narkoba jenis stimulan serta depresan yang dihentikan dapat menyebabkan munculnya perasaan bising, tidak nyaman, dan pecandu atau pemakai akan menghindari kerumunan, daerah bising, serta menjadi agorafobia (takut bersosialisasi). Dapat pula menyebabkan terjadinya kurang konsentrasi serta nafsu makan berkurang.
Flashback
Efek flashback adalah efek yang terjadi dimana pengguna narkoba atau narkotika mengalami situasi atau mengenang masa lalunya yang berat. Dampak ini sering dialami oleh pengguna ganja ataupun jenis halusinogen lainnya. Keracunan zat ini mampu menyebabkan munculnya rasa panik berlebih.
Psikosis
Psikosis terjadi pada pengguna atau pemakai narkoba yang beberapa saat yang lalu memakai atau menggunakan narkoba. Dampak yang ditimbulkan oleh jenis depresan adalah psikosis. Dampak ini dapat muncul beberapa jam bahkan beberapa hari setelah penggunaan depresan yang menekan ataupun mengganggu sistem saraf. Dapat menyebabkan pengguna sering tertawa lepas tidak bahkan berkeliaran telanjang.

Kamis, 03 November 2016

TBC

SEJARAH PENYAKIT TBC 
Tuberkulosis telah hadir pada manusia sejak jaman dahulu. Deteksi jelas awal Mycobacterium tuberculosis adalah sisa-sisa bison tanggal 17.000 tahun sebelum sekarang ini. Namun., Apakah berasal TBC pada sapi dan kemudian ditransfer ke manusia, atau menyimpang dari satu nenek moyang, saat ini tidak jelas. Menunjukkan sisa-sisa kerangka manusia prasejarah (4000 SM) telah TB, dan pembusukan TBC telah ditemukan di punggung mumi Mesir 3000-2400 SM penyakit paru-paru adalah istilah Yunani untuk konsumsi;. sekitar 460 SM, Hippocrates diidentifikasi penyakit paru-paru sebagai penyakit yang paling luas kali melibatkan batuk darah dan demam, yang hampir selalu fatal. Studi genetik menunjukkan bahwa TB hadir di The Amerika dari sekitar tahun 100 Masehi.
Image result for tbc



Sebelum Revolusi Industri, tuberkulosis kadang-kadang mungkin telah dianggap sebagai vampir. Ketika salah satu anggota keluarga meninggal dari itu, anggota lain yang terinfeksi akan kehilangan kesehatan mereka perlahan-lahan. Orang percaya bahwa ini disebabkan oleh korban asli menguras kehidupan dari anggota keluarga lainnya. Selanjutnya, orang yang memiliki TB menunjukkan gejala mirip dengan apa yang orang dianggap sifat vampir. Orang dengan TB seringkali memiliki gejala seperti merah, mata bengkak (yang juga menciptakan kepekaan terhadap cahaya terang), kulit pucat dan batuk darah, menunjukkan gagasan bahwa satu-satunya cara untuk menderita untuk mengisi ini kehilangan darah adalah dengan menghisap darah.
Meskipun didirikan bahwa bentuk paru dikaitkan dengan “tuberkel ‘oleh Dr Richard Morton tahun 1689, karena berbagai gejalanya, TB tidak diidentifikasi sebagai penyakit tunggal hingga 1820-an dan tidak bernama ‘TBC’ sampai 1839 oleh Schönlein JL. Selama tahun 1838-1845, Dr John Croghan, pemilik Mammoth Cave, membawa jumlah penderita tuberkulosis ke dalam gua dengan harapan penyembuhan penyakit dengan suhu konstan dan kemurnian udara gua: mereka meninggal dalam setahun Yang sanatorium TB pertama kali dibuka pada 1859 di Sokołowsko, Polandia oleh Hermann Brehmer..
Dr Robert Koch menemukan basil tuberkulosis.
Basil yang menyebabkan tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis, telah diidentifikasi dan dijelaskan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Ia menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1905 untuk penemuan ini Koch tidak percaya bahwa bovine (sapi) dan TB manusia adalah serupa, yang menunda pengakuan susu yang terinfeksi sebagai sumber infeksi.. Kemudian, sumber ini telah dieliminasi oleh proses pasteurisasi. Koch mengumumkan gliserin ekstrak dari basil tuberkulum sebagai “obat” untuk TB pada tahun 1890, menyebutnya “tuberkulin”. Itu tidak efektif, tetapi kemudian diadaptasi sebagai tes untuk pre-gejala TB.
Keberhasilan asli pertama di imunisasi terhadap TBC dikembangkan dari sapi-regangan dilemahkan oleh Albert Calmette TB dan Camille Guerin pada tahun 1906. Itu disebut ‘BCG’ (Bacillus Calmette dan Guerin dari). Vaksin BCG pertama kali digunakan pada manusia pada tahun 1921 di Perancis, tetapi tidak sampai setelah Perang Dunia II yang BCG menerima penerimaan luas di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
Tuberkulosis disebabkan perhatian publik yang paling luas di abad ke-20 ke-19 dan awal sebagai penyakit endemis masyarakat miskin perkotaan. Pada tahun 1815, satu dari empat kematian di Inggris konsumsi; oleh 1918 satu dari enam kematian di Prancis masih disebabkan oleh TB. Setelah berdirinya di tahun 1880-an bahwa penyakit ini menular, TB adalah membuat penyakit dilaporkan di Inggris, ada kampanye untuk berhenti meludah di tempat umum, dan kaum miskin terinfeksi “didorong” untuk masuk sanatorium yang mirip penjara, sedangkan santoria untuk kelas menengah dan atas menawarkan perawatan yang sangat baik dan perhatian medis konstan. Apapun manfaat yang diklaim sebagai udara segar dan tenaga kerja di sanatorium, bahkan di bawah kondisi terbaik, 50% dari mereka yang memasuki mati dalam lima tahun (1916).
Kampanye kesehatan masyarakat mencoba untuk menghentikan penyebaran TB.
Promosi dari Meterai Natal dimulai di Denmark selama 1904 sebagai cara untuk mengumpulkan uang untuk program TB. Ini diperluas ke Amerika Serikat dan Kanada pada 1907-08 untuk membantu Tuberculosis National Association (kemudian disebut American Lung Association).
Di Amerika Serikat, kekhawatiran tentang penyebaran tuberkulosis memainkan peran dalam gerakan untuk melarang meludah ke tempolong publik kecuali.
Di Eropa, kematian akibat TB jatuh dari 500 dari 100.000 pada 1850-50 keluar dari 100.000 pada tahun 1950. Perbaikan dalam kesehatan masyarakat mengurangi TBC bahkan sebelum kedatangan antibiotik, meskipun penyakit ini tetap menjadi ancaman signifikan bagi kesehatan masyarakat, sehingga ketika Medical Research Council terbentuk di Inggris pada tahun 1913 fokus awal adalah penelitian tuberkulosis.
Ia tidak sampai 1946 dengan perkembangan streptomisin antibiotik yang pengobatan yang efektif dan menyembuhkan menjadi mungkin. Sebelum pengenalan obat ini, satu-satunya pengobatan selain sanatorium adalah intervensi bedah, termasuk teknik-pneumotoraks runtuh paru-paru yang terinfeksi untuk “beristirahat” dan memungkinkan untuk menyembuhkan lesi-teknik yang merupakan keuntungan kecil dan sebagian besar dihentikan oleh tahun 1950. Munculnya multidrug-resistant TB telah kembali diperkenalkan operasi sebagai bagian dari pengobatan untuk infeksi ini. Di sini, operasi pengangkatan rongga dada akan mengurangi jumlah bakteri di paru-paru, serta meningkatkan pemaparan dari bakteri yang tersisa untuk obat dalam aliran darah, dan karena itu dianggap meningkatkan efektivitas kemoterapi.
Harapan bahwa penyakit bisa benar-benar dihilangkan telah berlari sejak munculnya strain yang resistan terhadap obat pada 1980-an. Misalnya, kasus tuberkulosis di Inggris, berjumlah sekitar 50.000 pada tahun 1955, telah jatuh menjadi sekitar 5.500 pada tahun 1987, namun pada tahun 2000 ada lebih dari 7.000 kasus yang dikonfirmasi. Karena penghapusan fasilitas kesehatan umum di New York dan munculnya HIV, ada kebangkitan di akhir tahun 1980. Jumlah mereka yang gagal untuk menyelesaikan kursus mereka obat tinggi. NY harus mengatasi dengan lebih dari 20.000 “tidak perlu” TB-pasien dengan multidrug resisten (tahan terhadap, setidaknya, baik Rifampisin dan Isoniazid). Kebangkitan TB menghasilkan deklarasi darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 1993.

Penemu Virus HIV

sejarah virus HIV  - Luc Montagnier

Sejarah Penemuan HIV Oleh Luc Montagnier - Penyakit AIDS atau kepanjangannya adalah Human Immunodeficiency Syndrome ini adalah sebuah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, jadi jika penyakit AIDS ini ada di tubuhmu, maka yang terjadi adalah orang yang terkena penyakit tersebut akan terserang banyak penyakit. AIDS sendiri di sebabkan oleh virus yang bernama HIV, atau kepanjangannya adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome. Para ahli mengatakan bahwa virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS ini di duga berasal dari sejenis monyet atau kera yang berada di Afrika yang memiliki struktur yang dekat dengan virus dari manusia.
Luc Montagnier si Penemu Virus HIV
Sejak tahun 1968, virus ini telah menggerogoti kehidupan para kera di Afrika, lalu sekitar tahun 1989-an, virus HIV penyebab penyakit AIDS ini sudah menewaskan pria pria yang berjenis atau memiliki selera "jeruk makan jeruk", alias homoseksual di Amerika Serikat. Kemudian di tahun 1991 di temukan juga bukti bahwa CIV atau kepanjangannya adalah Ciuman Immunedefiency Virus ini ternyata di Afrika sudah lama menjadi sebuah wabah yang sangat parah.

Kira-kira tahun 1980-an, di Amerika tidak sedikit yang menjadi korban HIV/AIDS diawali dari kaum homoseksual. Tak ada orang yang mengetahui dengan tentu mengenai penyakit misterius yang satu ini. Hasilnya teka-teki masalah penyakit ini sedikit terungkap berkat penelitian yang dilakukan oleh Dr. Luc Montagnier, seseorang ahli penyakit kanker dari Institut Paster Perancis tahun 1983. Dia menemukan sejenis virus terhadap penderita yang mengalami kelumpuhan kekebalan yang dinamakan Lymphadenopatathy virus atau singkatnya adalah LAV. Saat tahun 1984, Dr. Robert Gallo dari National Institut of Health Amerika serikat menemukan virus yang sama terhadap penderita yang mengalami penurunan kekebalan badan. Beliau menamakan virus itu juga sebagai Human T, Cell Lymphatropic Virus Jenis III atau HLTV III.
Virus HIV
Untuk menghindari pertentangan dua nama tersebut maka WHO (World Health Organization) memberikan nama baru untuk kedua penemuan tersebut. Nama baru untuk kedua jenis virus tersebut adalah HIV. Nama ini dipakai secara resmi hingga sekarang.

Hingga Kini belum ada obat-obatan yang mampu menyembuhkan penderita penyakit HIV, obat-obatan yang tersedia saat ini hanya mampu memperlambat perkembangan dari penyakit HIV. Penemuan Virus HIV membuat Luc Montagnier diganjar Nobel di bidang Kedokteran dan juga Fisiologi pada tahun 2008. Penghargaan itu ia peroleh bersama Françoise Barré-Sinoussi yang juga bersama-sama alam melakukan penelitian tentang virus HIV tersebut.

Gejala dan komplikasi

Gejala-gejala utama AIDS.
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakterivirusfungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.[7] HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposikanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demamberkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.[8][9] Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat.

Sistem tahapan infeksi WHO[sunting | sunting sumber]

Grafik hubungan antara jumlah HIV dan jumlah CD4+ pada rata-rata infeksi HIV yang tidak ditangani. Keadaan penyakit dapat bervariasi tiap orang.                     jumlah limfosit T CD4+ (sel/mm³)                     jumlah RNA HIV per mL plasma
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.[46]Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
  • Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
  • Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atasyang berulang
  • Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
  • Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otakkandidiasis esofagustrakeabronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
  • Tes HIV[sunting | sunting sumber]

    Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi virus HIV.[51] Kurang dari 1% penduduk perkotaan di Afrika yang aktif secara seksual telah menjalani tes HIV, dan persentasenya bahkan lebih sedikit lagi di pedesaan. Selain itu, hanya 0,5% wanita mengandung di perkotaan yang mendatangi fasilitas kesehatan umum memperoleh bimbingan tentang AIDS, menjalani pemeriksaan, atau menerima hasil tes mereka. Angka ini bahkan lebih kecil lagi di fasilitas kesehatan umum pedesaan.[51] Dengan demikian, darah dari para pendonor dan produk darah yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis, harus selalu diperiksa kontaminasi HIV-nya.
    Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot, dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serumplasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien. Namun, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV-RNA, dan HIV-DNA, yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara khu

    Pencegahan[sunting | sunting sumber]

    Perkiraan risiko masuknya HIV per aksi,
    menurut rute paparan[54]
    Rute paparanPerkiraan infeksi
    per 10.000 paparan
    dengan sumber yang terinfeksi
    Transfusi darah9.000[55]
    Persalinan2.500[44]
    Penggunaan jarum suntik bersama-sama67[56]
    Hubungan seks anal reseptif*50[57][58]
    Jarum pada kulit30[59]
    Hubungan seksual reseptif*10[57][58][60]
    Hubungan seks anal insertif*6,5[57][58]
    Hubungan seksual insertif*5[57][58]
    Seks oral reseptif*1[58]§
    Seks oral insertif*0,5[58]§
    * tanpa penggunaan kondom
    § sumber merujuk kepada seks oral
    yang dilakukan kepada laki-laki
    Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janinatau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan padaair liurair mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.[61]
  • sus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-negara maju.
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak.[5] Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.[5] Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.[5]
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara.[5] Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS diAsia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4 - 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia.[103] Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar,harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun - 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit.[104]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.[105]
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat.[106] Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan.[107] HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea BissauGabon, dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.[108] Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an diKongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio.[109][110] Namun, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.[111][112][113]

Sosial dan budaya[sunting | sunting sumber]

Stigma[sunting | sunting sumber]

Ryan White sebagai model poster HIV. Ia dikeluarkan dari sekolah dengan alasan terinfeksi HIV.
Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV; diwajibkannya uji coba HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu atau perlindungan kerahasiaannya; dan penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV.[114] Kekerasan atau ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak orang untuk melakukan tes HIV, memeriksa bagaimana hasil tes mereka, atau berusaha untuk memperoleh perawatan; sehingga mungkin mengubah suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan menjadi "hukuman mati" dan menjadikan meluasnya penyebaran HIV.[115]
Stigma AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga kategori:
  • Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular.[116]
  • Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut.[116]
  • Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang positif HIV.[117]
Stigma AIDS sering diekspresikan dalam satu atau lebih stigma, terutama yang berhubungan dengan homoseksualitasbiseksualitas,pelacuran, dan penggunaan narkoba melalui suntikan.
Di banyak negara maju, terdapat penghubungan antara AIDS dengan homoseksualitas atau biseksualitas, yang berkorelasi dengan tingkat prasangka seksual yang lebih tinggi, misalnya sikap-sikap anti homoseksual.[118] Demikian pula terdapat anggapan adanya hubungan antara AIDS dengan hubungan seksual antar laki-laki, termasuk bila hubungan terjadi antara pasangan yang belum terinfeksi.[116]